Laman

Life Must Go On !

Life Must Go On !
Tulis apa yang ingin kau kerjakan, kerjakan apa yang telah kau tulis !

November 08, 2016

Jodoh

Hari ini aku pulang agak terlambat. Nyaris sepuluh menit menuju azan isya, aku baru melaksanakan shalat maghrib. Sungguh, hari selasa hari yang melelahkan. Astaghfirullah~
Sebelum pulang ke rumah, aku mampir dulu ke tempat photocopy. Ada banyak materi yang harus kuperbanyak sebagai bahan untuk semester tujuh ini.
Belum lagi segala yang harus dicopy sangatlah tebal dan menguras uang bekal. Hmmm, semester ini harus ekstra berhemat.

Aku menitipkan materi yang akan dicopy dan segera menuju ke mesjid terdekat. Kulihat banyak anak kecil yang sedang mengaji. Bagaimana ya? Aku malu, jam segini baru mau shalat maghrib! Ah daripada sangat terlambat lebih baik aku cepat-cepat mengambil air wudhu dan segera shalat.
Kulihat, mesjid sudah sepi. Hanya mereka yang sedang mengaji saja. Terdengar alunan merdu Pak Kyai sedang melantunkan Surah Al-Mulk. Rasanya hati ini bergetar syahdu. Sampai tak kusadari, air mata mengalir lembut ke pipi.
Selesai shalat, aku tidak langsung beranjak. Aku mendengarkan dahulu penjelasan Pak Kyai tentang Surah Al-Mulk ini. Beliau menyampaikan bahwa Rasulullah SAW selalu membaca surah ini sebelum tidur. Juga, surah ini bisa mengingatkan kita pada kematian dan menolong kita di hari akhir. MasyaAllah.

Kulihat di ujung sana nampaknya ada seorang pemuda, mungkin selesai shalat juga. Dia menunduk khusuk mendengarkan Pak Kyai yang sedang melantunkan surah Al-Mulk. Sesekali, dia menyeka kedua mata dengan tangannya. Dia menangis? Entahlah. Aku tidak terlalu jelas dan tidak boleh terlalu lama memperhatikannya.
Kemudian, aku pun beranjak karena harus kembali ke tempat photocopy untuk mengambil materi.
Aku keluar melalui pintu yang di dekatnya ada pemuda tadi. Ketika hendak aku melangkahkan kaki ke luar, pemuda itu mendongakan kepalanya dan bangun dari duduknya itu. Dia menghampiriku, aku terperanjat. Ada angin apa barusan?

"Maaf, Teteh sudah berkeluarga?" Tanyanya padaku.
"Eh, hehe, belum." Jawabku sambil memakai sepatu.
"Alhamdulillah. Kalau begitu, saya mau datang ke rumah teteh untuk hitbah." Duaaaar, mataku terbelalak mendengar ucapannya. Apa aku sedang bermimpi? Tapi tidak, ini dunia nyata. Pemuda itu tersenyum. Wajahnya yang oriental pun ditambah senyum menawan membuat jantungku semakin berdegup kencang.
"Eh?" Aku kebingungan.
"Mungkin ini memang mendadak. Wajar kalau teteh kaget. Tapi saya yakin, teteh jodoh saya. Teteh yang akan menjadi penyempurna agama saya." Katanya lagi, sekarang dia menundukan kepalanya. Dan aku masih diam terpaku. Kurasakan angin lembut menyentuh pipiku. Dingin. Pusing. Dan merinding.

Bagaimana ya?
Memang sih kuselalu mengidam-idamkan untuk dihitbah. Tapi, ketika memang ada orang yang datang serius, aku selalu bingung harus bagaimana. Rasanya aku belum siap.
Apalagi hari ini. Pemuda yang tidak kukenal tiba-tiba datang menghampiri dan menanyaku untuk hitbah. Pede sekali dia, bagaimana jika aku menolaknya? Hmmm, MasyaAllah, aku masih termangu, tak percaya.

"Satu minggu cukup untuk kita ta'aruf." Lanjutnya lagi tanpa bertanya apakah aku mau atau tidak.
"Eh kok gitu. Duh, saya belum siap. Saya masih kuliah." Kataku padanya. Dia hanya tersenyum.
"Tidak apa-apa, insyaAllah kita akan bertemu lagi jika memang Allah menakdirkan teteh sebagai penyempurna agama saya. Saya sangat yakin. Dan InsyaAllah saya sudah siap." Jelasnya. Kemudian berlalu sambil memberian surat kepadaku. Aneh.

Aku kembali berjalan ditengah gelap malam. Menuju tempat photocopy yang mungkin sudah selesai dicopy. Pikiranku masih melayang sembari memegang surat yang entah apa isinya. Pemuda tadi siapa? Rasanya aku tidak mengenalnya. Niatnya memang mulia. Ingin menyempurnakan agama tanpa melalui embel-embel dosa. Arrrghh, apa aku sudah siap untuk menikah? Judul skripsi saja belum disetujui, mana mungkin aku bisa menikah. Ah sudahlah. Sesampai di rumah, aku akan membaca surat ini.
Kupergi dan siap-siap menerima kenyataan yang akan terjadi.
.
.
.
Bersambung.

November 01, 2016

Doodle Art Bandung

Hallo, selamat tanggal satu November ya!

Kali ini, di awal bulan ini, aku akan mempublikasikan pengalaman baru yang  seru, ketika bergabung dengan satu grup yang bagiku sangat unik. Grup ini bukan sekedar grup, tapi di sini aku menemukan keluarga baru yang notabene semuanya satu perjuangan. Ya, para penikmat dan pencinta seni. Doodle Art Bandung atau disingkat DAB. Sebuah komunitas bagi mereka yang menyukai, senang, dan berkarya dalam seni menggambar dan lettering. Dan tahukah kamu, di sini, di DAB ini bukan hanya sekedar menggambar saja, namun juga menjalin tali silaturahim antara satu dengan yang lain tanpa memandang keahlian dan usia. Itu sih yang kurasakan, karena saat pertama gabung, nampaknya hanya aku yang masih amatir dan yang paling "tuwir". hehehehe.

Sebelumnya, aku akan menyampaikan kembali tentang apa itu doodle?
Doodle adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi beton atau mungkin hanya bentuk-bentuk abstrak. Atau jika ingin lebih tahu tentang sejarah doodle, kamu bisa klik disini
Meet up DAB di Burangrang




Nah, di DAB juga selain pada jago membuat doodle, para anggotanya pun jago membuat lettering loh! Apa itu Lettering? Lettering adalah the art of drawing letters. Yaitu seni menggambar huruf atau kata-kata yang digambar dengan tangan dan dibuat semenarik mungkin. Alat yang digunakan untuk membuat Hand Lettering sama seperti alat yang biasa kita gunakan untuk menggambar seperti pensil, drawing pen, brush pen dan masih banyak lagi peralatan yang digunakan untuk membuat lettering. Jika belum tahu seperti apa lettering dan sejarahnya, aku akan tunjukan beberapa contoh gambarnya di sini.

OK, kembali lagi ke DAB, Doodle Art Bandung.
Awal mula aku mengenal doodle sebenarnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama namun dulu aku belum bisa sedetail saat ini, dan hingga detik ini, aku masih melakoninya sebagai hobi juga penghilang penat di sela-sela kesibukan kuliah. Aku mulai mempublikasikan doodle-doodleku di Instagram ( @ndehyaminari15 haha) karena ingin dikenal publik, aku mencoba menambahkan tanda pagar di tautannya. #doodle dan banyak sekali tagar yang muncul diantaranya tagar #doodleartbandung, kubukalah tagar itu dan rasanya aku menemukan duniaku, di mana aku menemukan teman-teman yang sama sepertiku suka membuat doodle. Kuintip akun instagram milik DAB ( @doodleartbandung ) aku ikuti segala postingan dan kegiatan-kegiatannya, hingga akhirnya aku bisa ikut meet up bersama DAB saat ada acara G WEEXPERIENCE bersama URBAN GIGS, Sabtu 29 Oktober 2016, di Burangrang, Bandung.

Nah, saat pertama kali aku ikut meet up, aku mulai ikut ngedoodle di kertas berukuran A3, bareng-bareng menggambarnya. Bagi-bagi spot gitu. Sempat bingung harus menggambar seperti apa. Tapi kata A Fajar, sok aja bebas, jadi aku langsung bermain-main bersama khayalan yang beterbangan di pikiran lalu kutuangkan dalam kertas putih itu. Setelah selesai di kertas A3, aku juga ikut ngedoodle di kertas karton, seperti pada foto di atas. Di kertas karton, lebih banyak lagi yang ikut menuangkan karya doodlenya karena medianya lebih besar lagi, pokoknyaa seruuuu pisannnnn.

Jika kalian ingin tahu, awalnya memang malu dan canggung saat pertama datang ke sana. Tapi semua anggotanya menyambut dengan baik dan langsung akrab begitu saja seperti sudah lama mengenal satu sama lain. Pokoknya ramah dan supel. Jika kalian ingin ikut gabung juga, langsung menghadap saja kepada sang empunya DAB di link instagram di atas. Selalu diadakan pertemuan kok setiap bulannya. Jadi, jangan sampai terlewatkan. Khususnya buat yang domisili Bandung dan sekitarnya.

Oh ya, satu hal lagi yang membuatku bahagia bisa bergabung di DAB adalah bukan hanya ilmu, teman dan pengalaman saja yang didapat, tapi aku juga dapat bonus spidol marker ketika pertama ikut kumpul di DAB. Rasanya bahagia sekali, dapat banyak marker dan itu marker yang cukup mahal. Apalah dayaku seorang mahasiswa rantau yang hanya bisa nyicil beli pen dan marker. Otomatis langsung bahagia ketika diberi spidol oleh kakak-kakak DAB. hehehe. Nuhun pisan Kak Adit dan Kak Gumay.

Akhir kata, eaaaa, pokoknya aku senang dan bahagia bisa gabung di Doodle Art Bandung. Dan kalian, jangan hanya dipendam saja jika kalian berbakat membuat doodle, ayo gabung juga!
Itulah pengalamanku saat bergabung bersama DAB.
Sampai jumpa di postingan berikutnya.