Banyak yang bilang bahwa jodoh itu jorok. Bisa bertemu di mana saja,
bisa orang yang belum pernah bertemu sama sekali, bahkan bisa bertemu
di tempat yang tidak terduga. Tapi jodoh juga indah, pertemuan dengannya
tidak akan pernah bisa terlupakan selamanya.
Siang tadi saat aku hendak melaksanakan shalat zuhur di mesjid
kampus, aku bertemu dengan seorang wanita, ia cantik dan manis. Ia
menundukan kepalanya juga menjaga pandangannya, dengan jilbab yang ia
kenakan membuat mata ini tak mampu berkedip (karena jika berkedip maka
berdosalah) setelah itu aku palingkan pandanganku darinya. Aku tidak
berani memandangnya untuk yang kedua-kalinya. Pandangan pertama itu
adalah suatu anugerah-Nya. Alhamdulillah.
Malam ini aku terus membayangkan sosok wanita tadi. Bukan
membayangkan hal yang tidak-tidak, astaghfirullah, tapi aku membayangkan
apakah mungkin aku bisa mendapatkan wanita seperti dia?
Mungkin saja, jodoh, siapa yang tahu?
Wanita itu adalah wanita pertama yang aku damba. Apakah ini yang dinamakan cinta pertama?
Wanita shalehah adalah perhiasan yang paling indah, pakaian untuk
kelak suaminya. Maka dari itu, aku ingin memiliki istri shalehah agar
kelak bisa menjaga kehormatan suaminya. "Masyaallah, mengapa aku
memikirkan hal ini?!" Aku terbangun dari lamunan di siang bolong ketika
mata kuliah berlangsung. Aku masih merasakan keteduhan hati ketika
melihat wanita kemarin. Subhanallah, Engkau Yang Maha Kuasa telah
menciptakan makhluk yang sempurna.
Kulihat ke arah luar melalui celah jendela yang sedikit terbuka.
Rupanya sang surya masih menampakan keperkasaannya. Panas yang luar
biasa membuat udara semakin menggoda jiwa. Hasrat untuk segera pergi ke
kantin tidak tertahankan lagi, ingin kubeli minuman dingin untuk
menyegarkan tubuh yang nampaknya mulai kehabisan cairan.
"Pertemuan sekarang sampai di sini, untuk selanjutnya Bab dua tolong
dipelajari. Terima kasih, selamat siang." Dosen mengakhiri mata kuliah
hari ini. Semua mahasiswa pun mulai bertebaran ke luar ruangan. Sama
seperti aku yang langsung berburu menuju kantin.
Penuh. Kantin ini penuh tidak seperti biasanya. Semua tempat makan
sudah terisi oleh orang-orang yang telah memesan. Akhirnya aku pergi
saja ke koperasi hanya untuk membeli minuman. Belum sampai aku di
koperasi, pandanganku beralih ke arah lain, sosok wanita berjilbab yang
melintas dikedua mataku telah mengalihkan pandanganku. Wanita yang
kemarin kini ada di hadapanku. Aku berhenti, lalu mataku bergerak
mengikuti ke mana dia akan pergi. Ternyata dia menuju mesjid lagi.
"Astaghfirullah, ternyata sudah pukul satu lewat dua puluh." Aku
tidak jadi pergi ke koperasi karena aku juga harus shalat dulu sebelum
waktunya habis.
Ini adalah kali kedua aku melihat wanita itu, di mesjid ini dan pada
waktu shalat zuhur lagi. Rasanya aku memang baru pertama kali melihat
wanita ini dan belum pernah bertemu sebelumnya. Apa dia mahasiswi
semester satu? Fakultas apa? Apa aku harus mencari tahu tentangnya? Lalu
karena penasaran, seusai shalat aku mengikuti wanita itu, yang pasti
dari jarak yang lumayan jauh agar tidak mencurigakan.
Di sepanjang jalan, dia sama sekali tidak menyapa pada orang-orang
yang berpapasan. Apa dia tidak mengenal mereka? Walau hanya seorang?
Pandangannya terus tertunduk dan aku berharap tidak ada tiang di
depannya. Aamiin.
Setelah mulai mendekati gedung fakultas, wanita itu menengok ke
belakang. Padaku? Apakah dia merasa diikuti olehku? Aku segera berbelok
arah agar dia tidak curiga. "Ya Ampun, hampir saja. Ternyata dia anak
FMIPA." Kemudian aku berlalu dan sudah siap menjalani hari esok dengan
penuh semangat.