Mungkin, bagi sebagian orang, membeli barang mewah adalah mudah. Cukup dengan menjentikan jari, semua menjadi terlaksana.
Namun, bagi sebagian lain jangankan barang mewah, uang sepuluh ribu saja sangat sulit.
Sungguh, melihat kenyataannya, entah memang mereka tidak punya atau memang tidak mau mengusahakannya.
Biasanya orangtua selalu memenuhi apa yang diinginkan anaknya, anaknya yang masih kecil yang akan merengek bila tidak dituruti. Usianya mungkin baru lima tahun, tapi kenyataannya anak itu tidak pernah mendapatkannya. Bukan hanya materi, perhatian pun tak ia dapatkan. Kurasa begitu, karena aku melihatnya sendiri.
Anak itu "baik", "baik" bukan main. Anak itu tidak bisa mengendalikan diri jika ia sedang marah. Semua temannya ia pukul, semua temannya menangis. Terkadang suasana kelas menjadi ramai, bukan ramai akan kegembiraan tapi ramai akan tangisan. Terkadang aku juga sering kena pukul. Sungguh bukan fisikku yang sakit, tapi hati ini sangat teriris.
Anak itu pernah berkata, "Bu Guru, aku sering disiksa di rumah!" dengan wajah polosnya. Bukankah anak kecil tidak berbohong?
Oh, entah mungkin hal itu ada kaitannya dengan sikap dia di sekolah? Atau entahlah, yang pasti seorang anak akan meniru apa yang ia lihat di lingkungannya. Sungguh hatiku sangat teriris.
Sungguh, menjadi bagian dari kehidupan sekolah pasti akan sedikit mengetahui bagaimana kehidupan mereka di lingkungan rumahnya.
Seorang anak yang kurang mendapat perhatian orangtua di rumah, akan terlihat bagaimana perilaku ia di sekolah.
Ini menjadi pelajaran untukku nanti. Aku sadar, peran orangtua sangatlah penting bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Aku sadar memang tidak mudah mendidik anak, tapi tidak boleh pula melepaskannya begitu saja.
Lalu, apa hubungannya dengan kemewahan?
Ya, setidaknya untuk kebutuhan sekolah anak minimal kita mengusahakan walau harus mencicil seribu rupiah setiap harinya. Anak-anak akan cemburu ketika berbeda dengan temannya. Temannya sudah berseragam, ia belum. Temannya membawa bekal, ia tidak. Sungguh aku membayangkan jika aku menjadi orangtua nanti, akan bagaimana?
Setidaknya aku belajar di sini. Belajar di sekolah ini. Belajar menjadi ibu bagi anak-anak yang membutuhkan seorang ibu. Belajar memberi perhatian, sebelum nanti waktuku terbagi untuk memperhatikan kehidupanku.