Senin lalu, tepatnya tanggal 02 Mei 2016, Ibu mendiamkanku. Rasanya lebih baik dimarahi habis-habisan, daripada didiamkan seperti tak dianggap. Pasalnya, Ibu memang berhak marah padaku. Karena dua hari kebelakang aku selalu pulang malam. Pulang lebih dari pukul tujuh dan sebelum pukul delapan. Ya, itu memang sudah malam. Maafkan aku, Bu.
Hari ini, hari Senin. Seminggu berlalu semenjak Ibu diam tanpa kata padaku. Rasanya memang bahagia ketika kami saling bercengkrama. Senyuman dan tawanya membuat hati ini riang gembira.
Kemudian Ibu berkata, "Bukan apa-apa Ibu bawel, tapi Ibu khawatir. Anak laki-laki dan bawa motor pun Ibu khawatir, apalagi kamu, anak perempuan. Jangan lagi-lagi pulang malam!" Begitu katanya.
Maafkan aku, Bu. Aku janji, tidak akan mengulanginya lagi.
Didiamkan itu rasanya bagai ditusuk pedang secara perlahan. Sakitnya tak tertahankan.
Sekali lagi aku minta maaf, Bu.
No comments:
Post a Comment