Malam ini shalat isyaku tidak khusuk. Entah mengapa
tiba-tiba terlintas dalam pikiranku tentang masa lalu yang pernah menyelimuti
hari-hariku. Dulu. Ya! Itu dulu. Saat aku mulai kenal dengan adik kelasku.
Entah setan mana yang merasuki hingga aku tak dapat menahan dinding
istiqamahku.
Saat ini, jika aku teringat kembali pada masa lalu yang
bagiku adalah hal yang paling suram yang pernah aku alami, aku selalu ingin
menangis. Mengapa penyesalan datang diakhir kejadian? Itulah hidup, selalu
harus ada pilihan. Harus bisa memilih mana jalan yang baik dan mana pula jalan
yang buruk.
Mungkin saat itu aku mulai terbawa arus yang sangat buruk.
Banyak kesalahan yang telah aku perbuat. Memang, cinta itu bisa membutakan mata
bahkan hati. Jika kita terlalu mendramatisir secara berlebihan.
Kadang, cinta itu bisa mengubah hal menjadi tidak rasional.
Apalah arti tingkatan? Aku seorang kakak kelas dan dia seorang adik kelas. Tapi
cinta, tidak mempermasalahkan hal itu. Saat itu aku menganggap dia bukanlah
seorang adik kelas yang lebih kecil tingkatannya dariku, tapi karena cintalah
aku menjadikannya pujaan hati bahkan sempat menjadikan dia “imamku”. Calon imam
di hidupku. bullshit
Namun aku salah. Sejak awal aku sudah bisa melihat hal yang
mulai tidak wajar. Namun entah mengapa aku masih saja terjerat dalam
belenggunya. Cinta mulai membutakanku.
Seseorang yang menurutku shaleh ternyata tidak sejalan
dengan penafsiranku. Saat ini aku mencaci diriku sendiri, saat ini aku
menghukum diriku sendiri dan saat ini pula aku memarahi diriku sendiri. Mengapa
saat itu aku bertindak bodoh dan selalu saja dibodohi?!
Kini aku sadar, hanya pada Tuhan sajalah aku memohon
perlindungan. Tidak seperti dulu, aku selalu bergantung pada orang yang aku
yakini dia akan menjadi jodohku. Segala tipu daya setan telah merasuki
pikiranku. Dulu, aku selalu berbuat apa saja karena tidak mau ditinggalkan
olehnya. Tapi sekarang aku sadar, Tuhan telah memperlihatkan semua. Tuhan telah
menuntunku kembali pada jalan yang seharusnya aku tempuh. Hidup hanya bergantung
pada Allah membuat hati ini menjadi lebih tenang. Tak ada lagi kegalauan yang
menyimpang di hidupku.
Aku sempat malu saat aku kembali mendekati Tuhanku setelah
sekian lama aku terlena dan menjauh dari-Nya. Namun aku tahu, Tuhan Maha
Pengampun. Tidak akan membiarkan hamba-Nya terus tersesat jika ingin kembali
pada-Nya.
Saat ini, jika aku merasa gundah gulana, hanya satu tempat
yang aku tuju. Yakni, bersimpuh pada-Nya. Memohon ampun atas segala kesalahan
yang pernah aku lakukan. Sangat nikmat jika aku sudah menumpahkan curahan hati
saat berkomunikasi dengan-Nya. Walau solusi belum didapat, tapi ketenangan hatilah yang
membuatku menjadi sangat tenang, tenteram dan nyaman.
Seperti inilah duniaku yang nyata. Kembali beristiqamah dan
menjadi pribadi seorang wanita sesungguhnya. Hanya kepada Tuhanlah aku meminta
pertolongan. Dan hanya cinta Tuhanlah yang abadi yang tak pernah mengenal sakit
hati.
No comments:
Post a Comment