Bandung, 15 Agustus 2016
Dibawah langit biru yang kian kelabu
Bunyi kafilah-kafilah angin berembus dari selatan
Berbisik mesra tiada suara
Apa yang sedang ia lakukan?
Wajahnya muram tanpa ada kesejukan
Hati sendu mengingat namamu
Menitikan air mata yang tak tahu kapan datangnya
Kucoba berjalan mengawang di atas rindu
Kuberhenti setelah aku tahu bahwa dirimu telah berlalu
Oh hati, dapatkah kau bersabar?
Untuk kali ini saja pada bunga-bunga yang tak juga mekar
Ada wajah dengan seribu kenangan
Membawa rasa yang tak kunjung padam
Haruskah cinta ini tetap kusembunyikan?
Berharap angin yang akan menyampaikan
Tapi, bunyi kafilah itu berkata jangan
Jangan kau utarakan apa yang belum pasti kau rasakan
Apa benar ini cinta?
Terkadang aku mulai berpikir,
Hidup ini memang dipenuhi orang-orang yang kita inginkan, tetapi tak menginginkan kita
Begitupun sebaliknya..
Kau menginginkanku, tapi tidak denganku.
Aku masih menyimpan rindu yang kini sedang bermain dengan waktu.
Bijak memang sang penyair cinta
Selalu menerka apa yang orang rasa
Tetapi tidak bagiku
Karena cinta hanya sebatas kekecewaan yang tak terduga
No comments:
Post a Comment