Hai, Boy!
Apa kabar? Haha. Mungkin kamu bingung, tiba-tiba surat ini datang melalui mention twittermu. Tak usah risau, tak usah kepedean, ini bukan surat cinta seperti layaknya orang yang punya hubungan istimewa. Namun, bukan kah persahabatan kita lebih berharga dari segalanya? (Ketawa ngakak)
Ini adalah surat yang kubuat pertama, untuk anggota D'Manjess tercinta. Kamu harusnya merasa bangga, dan beruntung tentunya, karena kamu orang pertama yang kukirimi surat ini. Ingat ya, jangan senyum-senyum sendiri ketika kamu membaca surat ini. Karena, Radina, Kakang, Iqbal, Reni dan lainnya pun akun kukirim pula.
Jadi begini, Boy, surat ini kukirim karena sudah lama aku tak mendengar kabarmu. Semenjak musibah itu, aku benar-benar minta maaf karena tidak menjaga tasmu sebaik mungkin. Aku malah asik selfie, padahal di balik itu ada orang jahat mengincar tasmu. Sungguh itu di luar dugaanku. Sungguh aku pun sama kagetnya denganmu.
Dan betapa bodohnya aku, yang malah menyelamatkan tiket karaokean, padahal di dalam tasmu itu banyak barang berharga. Aku sungguh tak menyangka akan terjadi hal buruk itu. Jika aku tahu orang jahat itu akan mencuri tasmu, aku akan menyelamatkan semuanya, termasuk tongsis yang kita beli dengan jerih payah tawar menawar dengan penjualnya. Ah sungguh aku menyesali segala yang terjadi.
Tapi, Boy, aku tahu, waktu itu pasti terasa begitu menyakitkan, saat kamu kehilangan sesuatu yang kau sayang. Namun sebenarnya, di balik itu pasti ada hikmah yang Allah berikan untukmu. Khususnya menjadi sebuah pelajaran untukku juga. Aku sadar, selfie itu boleh, namun harus tetap ingat dengan sekitar. Ya. Itu hikmah yang kuambil dari musibah pencurian itu.
Oh ya, Boy, apa kamu mendo'akan sesuatu untuk orang yang mencuri tasmu? Jujur, saat itu ketika hari pencurian itu, mulutku tak hentinya mengutuk orang jahat itu. Tapi aku sadar, itu semua bukan hakku. Aku hanya berdo'a agar segala barang yang ada dalam tasmu, bisa kembali bagaimanapun caranya. Dan pada akhirnya, sebagian barang di dalam tasmu kembali bukan? Allah masih menyayangimu, Boy.
Tapi, aku sedikit sedih juga. Tongsisnya tidak balik lagi ya Boy? Mungkin pencuri itu butuh tongsis juga, untuk selfi-selfie seperti yang kulakukan saat tasmu dicuri.
Boy, sekali lagi aku minta maaf ya. Hahaha.
Kapan kita akan berpetualang lagi?
Kapan kita akan selfie-selfie lagi? Lain kali, aku berjanji akan menjaga titipan siapapun walau sedang asik berfoto-selfie.
Sekali lagi maaf ya!
Salam,
Ndeh.
No comments:
Post a Comment