Jika aku sedang tidak mau menulis, apakah aku harus menulis? Tidak, kan?! Lah tapi mengapa aku terus saja menulis? Entahlah, jemariku ini yang memaksaku untuk bercerita.
Jadi, apa yang harus aku tulis? Apa aku harus menuliskan namamu di sini? Hmm kukira jangan lah, takut diketahui orang banyak. Jadi apa yang harus aku tulis? Aku bingung sebenarnya.
Apa ya? Aduh bingung!
Coba, kuingin melihat ke luar rumah. Mungkin saja ada sesuatu yang dapat kutulis. (Dua menit kemudian). Ouhh, aku hanya melihat ada pepohonan yang melambai-lambai padaku. Kuharap tak ada makhluk yang bersuara nyaring ikut melambai juga. Amit-amit!
Pohon itu terlihat segar karena sang hujan telah menyuruh koloninya untuk menyerang bumi. Kudengar pula suara mungkin jangkrik, (karena Semut tak bisa kudengar suaranya) yang terus menggodaku untuk berkeliling semakin jauh. Seperti mengusirku mungkin?
Ah, aku mau masuk rumah lagi. Dingin malam menusuk tulangku, aku tak mau bermain dengan koin dan minyak urut malam ini. Tubuhku langsung tembus ke tulang, jika koin itu dicelup ke dalam minyak urut lalu di gesekan pada punggungku, sudahlah Wassalam.
Ah ternyata aku sudah menulis lumayan banyak (karakternya). Akan kuakhiri saja. Kuakan menyisakan untuk besok dan seterusnya.
No comments:
Post a Comment