Laman

Life Must Go On !

Life Must Go On !
Tulis apa yang ingin kau kerjakan, kerjakan apa yang telah kau tulis !

August 11, 2014

#Buku - Salah Jatuh Hati


Jakarta

                Panas terik mulai merayapi tubuh mungil Rima. Dengan napas tersengak dan menenteng begitu banyak buku, Rima terus berlari menuju arah Bandara Soekarno-Hatta. Belum sampai di pintu masuk, tiba-tiba seorang pemuda menabrak Rima dari arah yang berlawanan. Brukkkss~
“Eh maaf Mbak, maafkan saya.” Kata pemuda yang menabrak Rima tersebut. Seorang pemuda yang gagah dan nampak belia.
“Oh iya, tidak apa-apa Mas.” Kata Rima sambil membereskan buku-bukunya yang jatuh.
“Biar saya bantu!” kata pemuda itu.
“Terima kasih.” Ucap Rima padanya.
                 
Setelah buku-buku itu selesai dirapikan, Rima pergi berlalu dari hadapan pemuda itu. Betapa tergesa-gesanya seorang Rima hingga iya melupakan sesuatu.
Tanpa disadari pemuda itu telah lama menatap Rima hingga sosok bayangannya menghilang dari pandangannya. Begitu sempurnanya ciptaan Tuhan, sampai mata ini tak mampu berkedip karena keindahan perempuan itu.
“Cantiknya! Sayang aku belum tahu namanya.” Kata sang pemuda sambil berlalu dari dari tempat itu. “Semoga aku bisa bertemu lagi dengannya.” Ujarnya dalam hati.
Saat pemuda itu beranjak pergi, ia menemukan sesuatu yang tidak lain dan tidak salah lagi adalah milik Rima. Nampak terkejut terlihat dari raut mukanya. “Oh, namanya Rima.” Dingin.

<><><><><><><><> 
Bandung
                Rima nampak gusar. Wajah mungilnya terlihat sangat cemas. Tidak ada wajah yang begitu sangat sedih kecuali wajah Rima saat ini.
“Maafkan aku! Maafkan aku! Mungkin aku menjatuhkannya saat menuju bandara kemarin. Maafkan aku!” Rima terus menitikkan air mata karena telah menghilangkan salah satu barang berharga dalam hidupnya.
“Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti kita bicarakan lagi ya. Acaranya hampir dimulai.” Lelaki yang berada di samping Rima mencoba menenangkannya.
“Baiklah.” Kata Rima lemas, berharap keajaiban datang padanya.

Ramai. Suasana hari itu sangatlah ramai. Tapi tidak dengan Rima, raut wajahnya masih penuh dengan kesedihan. Dalam hati, dia terus saja memarahi dirinya karena kecerobohan yang dilakukannya.
Tamu berdatangan silih berganti, sampai tiba di mana Rima terkejut dengan kedatangan tamu yang satu ini. Ya. Pemuda yang pernah dia temui di bandara kemarin.
“Bukankah Anda yang membantu saya merapikan buku?” kata Rima sedikit kaget, pemuda itu hanya tersenyum.
“Kau mengenalnya?” kata lelaki yang berada di samping Rima.
“Dia membantuku saat terjatuh kemarin.” Kata Rima.
“Maafkan aku. Aku tidak sengaja menabraknya saat  di bandara kemarin, Yo.” Kata pemuda itu.
“Ohh jadi kamu, Rik?! Haha kebetulan sekali. Ini isteriku, Rima. Yang pernah aku ceritakan di Jakarta. Makasih ya sudah datang di acara syukuran kami ini.”
“Iya Yo, aku sudah tahu. Hahaha.”
Yopi dan Rima tertegun melihat tingkah pemuda yang bernama Riko  dan ternyata adalah teman Yopi juga. Yopi adalah suaminya Rima.
“Kamu kenapa, Rik?” Tanya Yopi.
“Maaf Yo, aku kemarin menemukan ini. Mungkin terjatuh saat aku menabrak Rima.” Lalu Riko mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Diperlihatkanlah barang itu pada Rima dan Yopi.

Tiba-tiba, Rima terlihat sangat bahagia setelah mengetahui Rikolah yang menemukan barangnya itu.
“Ya ampun, terima kasih ya Riko. Aku kira buku nikahku hilang” kata Rima berseri-seri.
“Iya sama-sama. Oh ya, selamat ya untuk kalian berdua. Hehe.” Kata Riko menepuk-nepuk pundak Yopi.
“Sekali lagi makasih ya Rik. Sejak kemarin isteriku sangat khawatir sekali. Okelah silakan dinikmati hidangannya.” Kata Yopi mempersilakan.
“Oke, oke, sip!” jawaban Riko yang sangat singkat. Kemudian ia berlalu dari pandangan temannya itu.
                 
Keinginanku memang terkabul, aku bisa bertemu lagi dengannya. Dengan perempuan yang cantik mempesona, Rima. Tapi, Buku Nikah miliknya telah mematahkan hatiku.
Apakah ini pandangan pertama, atau mungkin ini adalah cinta pertama? Namun, semua itu bukanlah untukku. Ah sudahlah! Jika dia bukan isteri dari temanku, dan jika dia belum menikah pula mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Batin Riko. *salah jatuh hati*

No comments: