Baik bagi kita, belum tentu baik di Mata Allah.
Buruk bagi kita, belum tentu buruk di Mata Allah.
Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, segala sesuatu pasti ada hal yang mampu membuat diri ini berubah menjadi lebih baik lagi.
Allah memberi apa yang kita butuhkan, tak melulu apa yang kita inginkan. Bersabarlah, karena semua indah pada waktunya.
Ehhh, sebenarnya aku akan bercerita tentang pengalaman yang mungkin bisa membuat teman-teman agar lebih berhati-hati lagi.
Jadi, begini, bermula saat aku duduk di semester II, aku merengek ke orangtua ingin dibelikan laptop. Dengan alasan banyak tugas yang tidak selesai dua atau tiga hari jika harus dikerjakan di warnet. Tapi itu bukan sekedar alasan, memang benar, saat itu tugas dari dosen banyak sekali.
Selang beberapa minggu, akhirnya Ibuku mengirimkan uang untuk membeli laptop. Singkat cerita, kubelilah laptop seharga sekian juta dari seorang teman kakak. Akhirnya, laptop sudah ada di tanganku.
Setiap kali ada tugas membuat makalah, Alhamdulillah aku tidak harus ke warnet lagi.
Sungguh, godaan terbesar bagiku, saat itu, adalah barter film dan drama korea.
Laptopku langsung diisilah dengan drama-drama korea, anime hingga mencapai 200GB, dan segala hal lainnya yang jika kupikirkan saat ini, itu adalah sesuatu yang tak berguna.
Sejak laptopku penuh dengan film, drama korea dan anime, aku jadi sering bergadang nonton film hingga subuh menjelang.
Maraton nonton anime dari pukul 8 malam hingga pukul 3 dini hari. Bahkan aku pernah tidak tidur gara-gara nonton drama yang sedang booming saat itu. Alhasil aku ketiduran di kampus.
Oke, saat itu aku merasa laptopku selalu digunakan untuk kepuasan tersendiri, bahkan hanya 10% saja kugunakan untuk belajar, 90% lagi untuk hiburan.
Hal tersebut berlangsung hingga aku semester V.
Seiring waktu bergulir, laptopku semakin penuh dengan hal-hal yang membuat aku malas belajar. Setiap kali waktu luang, kugunakan untuk nonton. Begitu seterusnya.
Hingga akhirnya, ada sesuatu yang mungkin itu adalah sebuah peringatan untukku. Bisa dibilang sebuah tamparan yang sangat keras untuk kehidupanku.
Saat awal semester V, aku mendapat teman baru, biasa, dari media sosial. Dia mengajakku untuk bekerja, freelance katanya.
Kutanyakanlah apa pekerjaan itu. Dia bilang pekerjaannya cuma ngisi formulir aja dan banyak mahasiswa join soalna itu proyek dosen perguruan tinggi yang tidak boleh kusebutkan. Dan dia menjelaskan dengan sangat rinci dan terarah hingga aku terbuai dengan kata-katanya.
Apa yang membuatku mau ikut diajak kerja adalah ketika dia menyangkutkan perkara orangtua.
Dia mengatakan apa tidak mau membahagiakan orangtua di usia muda? Apa tidak mau menghajikan orangtua dari hasil kita kerja? Dan lain sebagainya yang jika bicara tentang orangtua membuat hatiku ingin selalu mencapainya.
Sore di hari Selasa, dia mengajakku untuk bertemu. Dia bilang mau memulai bekerja. Tapi yang heran itu adalah kok dia maksa banget pengen ketemu, dan harus hari itu juga. Dia juga bilang, jangan dulu ngasih tau siapa-siapa. Biar jadi kejutan buat orang-orang tercinta. Aku sama sekali tidak curiga tentang hal tersebut yang pada akhirnya menjadikanku sedikit menderita.
Akhirnya kutemui temanku itu. Di daerah Ahmad Yani. Saat aku datang ke tempatnya, ramai sekali. Banyak orang-orang yang katanya sedang diprospek. Nah, pasti kalian sudah mulai paham jika mendengar kata prospek.
Ya! Ternyata aku diajak join MLM dong! Ini adalah kali pertama aku hadir dalam "giginian" yang tidak tau aku harus berbuat seperti apa.
Aku bingung yang hanya seorang diri, didoktrin oleh enam orang yang jago banget ngolah kata. Aku ditakuti dengan kisah orang yang gagal dalam hidup, aku ditakuti dengan usiaku yang nanti tidak akan dapat pekerjaan, aku diiming-imingi dengan banyak kemewahan dan kekayaan, aku didoktrin, hingga aku tidak sadar aku telah menyerahkan beberapa aset yang berharga dalam hidupku. Mereka bilang, dalam seminggu semuanya akan tergantikan dengan barang-barang yang baru.
Saat itu seakan-akan aku lupa, bahwa Allah Maha Kaya, Maha Kuasa.
Lalu, apa hubungannya dengan laptop?
Jelas, mereka yang mengaku temanku, mereka yang mengajakku untuk join dengan kerjaannya, mereka yang mengiming-imingiku banyak harapan, tidak lain dan tidak bukan adalah seorang penipu.
Aku sedikit terhipnotis saat itu, sehingga aku menyerahkan laptopku beserta uang tabungan yang merupakan uang beasiswa, semua ludes diambil oleh mereka.
Aku sadar setelah satu minggu kemudian. Kuhubungi kontak mereka tapi tidak ada yang aktif. Kulihat di whatsapp/line, nampaknya akunku sudah mereka blokir. Yang kudapatkan hanyalah penyesalan dan dua dus produk MLM dari mereka yang tanpa kusadari ada di dalam tasku.
Saat itu aku tidak bilang pada siapapun termasuk orangtuaku.
Aku hanya terus menangis setiap malam, terlebih uang beasiswa untuk biaya kuliah satu tahun ludes, tak ada sisa.
Mungkin ini adalah peringatan dari Allah yang saat itu aku terlalu sering mendengarkan lagu dibandingkan mendengarkan kalam-kalamNya, aku lebih suka nonton drama dibandingkan menghadiri kajian yang bisa mendekatkan aku padaNya.
Allah ternyata sayang padaku, mengingatkanku dengan cara yang luar biasa seperti ini.
Sampai akhirnya aku menyerah menutupi hal ini saat aku bingung harus mencari uang dari mana untuk bayar kuliah semester V. Aku masih belum berani bilang ke orangtua, akhirnya aku kalang kabut pinjam uang dari teman dekat, Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan berharga ini. Akhirnya aku bisa ikut ujian semester V.
Namun, saat menginjak semester VI, ada biaya yang harus dibayar lagi. Karena aku sudah tidak sanggup lagi, akhirnya kuceritakanlah kejadian tersebut kepada orangtua, terlebih kepada Kakakku yang saat itu berjuang mengumpulkan uang agar aku bisa mempunyai laptop untuk tugas kuliahku. Namanya orangtua, marah pasti. Tapi selalu pada akhirnya beliau berkata "yang penting kamu tidak apa-apa. Masih mending harta, bukan nyawa."
Dan itu membuatku semakin ingin menangis, kebodohanku selama ini membuat semua kacau. Terlebih dalam urusan kuliahku. Aku kini sulit lagi untuk mengerjakan tugas. Sedangkan sebentar lagi aku akan mengambil Skripsi. Aku bingung bagaimana nanti aku mengerjakan skripsi? Apa aku harus tidur di warnet? Dan segala macam pikiran yang membuatku lupa bahwa ada Allah yang Maha Kuasa atas segalanya.
Setiap kali aku mengeluh, kakakku selalu mengingatkan untuk mengucap istighfar dan bersabar. Shalat dan zikir, berdoa setiap waktu.
Hari-hariku hampa tak ada laptop, itu yang aku pikirkan saat itu. Aku tidak bisa lagi nonton drama atau anime dan terlebih banyak cerpen-cerpenku di laptop itu. Hiks.
Sungguh, sabar dan shalat adalah dua hal yang amat dahsyat.
Saat aku mulai duduk di semester VII. Satu tahun tanpa laptop, aku sudah memikirkan untuk mengumpulkan dana jika nanti aku harus bermukim di warnet mengerjakan skripsi.
Tapi aku juga tidak pernah berhenti berusaha terlebih berdo'a agar Allah memudahkan jalanku dan mengampuni dosa-dosaku.
Tak lama, aku mendapatkan sebuah kabar gembira.
Seorang saudara yang sungguh semoga Allah selalu melindunginya, meminjamkan laptopnya padaku, katanya laptop yang diberi oleh kampus. Dia sudah punya satu, jadi dia pinjamkan padaku.
Baru dipinjamkan saja aku sudah bahagia luar biasa, pasalnya dulu laptopku laptop jadul, dan sekarang aku dipinjami laptop keren dan canggih.
Saat itu aku berjanji akan menggunakan laptop itu semata-mata untuk ibadah karena Allah.
Alhamdulillah aku bisa mengerjakan skripsi tanpa harus ke warnet.
Dan sungguh, janji Allah adalah benar. Allah memberi apa yang kita butuhkan. Allah mendengar dan menjawab do'a-do'aku.
Tak lama dari situ, saudaraku menghampiriku. Dia bilang "Teh Ndeh, laptop teh buat Teh Ndeh aja."
Aku tertegun, apa benar laptopnya untukku?
Kutanyakan lagi, dan lagi, dan lagi, dan ternyata benar, laptop itu diberikan padaku.
Aku banyak mengambil hikmah, dulu aku tak mempergunakan waktuku dengan baik, hanya kuhabiskan berjibaku dengan film-film di laptop.
Dulu aku terlalu jauh dari Allah, sampai akhirnya Allah memperingatkanku.
Allah sayang padaku, memberiku kesempatan untuk bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin terlebih untuk ibadah. Karena pada dasarnya Allah menciptakanku, menciptakan jin dan manusia semata-mata untuk ibadah.
Aku juga sadar, aku mungkin lupa sedekah hingga akhirnya Allah memperingatkanku juga.
Sebenarnya, apa yang kita alami pasti selalu ada hikmahnya. Selalu ada pelajaran yang mampu mengubah kita menjadi lebih baik lagi.
Semoga tidak ada lagi orang yang tertipu dan menipu karena iming-iming dan omong kosong dari MLM yang tidak jujur. #Loh?
No comments:
Post a Comment