Laman

Life Must Go On !

Life Must Go On !
Tulis apa yang ingin kau kerjakan, kerjakan apa yang telah kau tulis !

January 25, 2014

Izinkan Aku Memelukmu, Ayah.



Bu, ayah pergi saat umurku berapa tahun?
Hari ini aku ingin memeluknya.
 Pagi ini sangat cerah, pancaran sang surya masuk ke sela-sela jendela kamar Rahmi seolah-olah ingin membangunkan Rahmi yang masih tertidur lelap. Dari kejauhan terdengar suara kicauan burung yang ikut bahagia di tengah cerahnya cuaca hari ini. Lalu terdengar suara jam waker yang menunjukan pukul 06:00 WIB. Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.
“ Rahmi, bangun mi, hari ini kamu sekolah kan! Bangun hei bangun!” suara Ibu membangunkan Rahmi

“ Rahmi masih ngantuk bu, lima menit lagi saja ya bu.” Ucap Rahmi malas dan menarik kembali selimutnya.

“ Hei hari ini hari pertama kamu masuk sekolah baru, ya ampuun malasnyaa anak Ibu.” Membangunkan tubuh Rahmi yang masih terbaring di kasur.

“ Baiklah bu, Rahmi bangun niih. Rahmi sayang Ibu.” Rahmipun bangun dan mencium Ibunya.

“ Aduuhhh belum mandi udah main cium aja, ayoo mandi sana. Nanti telat loh!” peluk Ibu kepada Rahmi

“ Iya siiap Ibuku sayaang.” Rahmi bergegas pergi ke kamar mandi.

Dalam hati, Ibu berkata-kata.

( Lihatlah mas, anak kita sudah tumbuh beranjak dewasa. Tidakkah kamu ingin melihat dia. Dia tumbuh menjadi anak yang berbakat sepertimu. Aku harap kamu kembali, mas.)

Tanpa terasa air mata menetes dari mata Ibu, Ibupun pergi dari kamar Rahmi untuk menyiapkan sarapan.


“ Dimana, akan ku cari. Aku menangis seorang diri. Hatiku selalu ingin bertemu, untukmu aku bernyanyi. Untuk ayah tercinta, aku ingin berjumpa walau hanya dalam mimpi… Bahkan dalam mimpipun aku tak pernah melihatmu, ayah!” suara merdu Rahmi terdengar begitu indah, saat ia mandi tak lepas dengan nyanyian-nyanyian haru kepada ayahnya.

Selesai mandi dan siap untuk pergi ke sekolah, Rahmi pun langsung sarapan bersama Ibunya. Ya, hanya bersama Ibunya.

“ Ibu, Rahmi pergi ke sekolah ditemani Ibu kan?”

“ Ya Ampun mi, kamu sudah besar masih harus Ibu antar? Kamu ini kelas XI loh mi.”

“ Ya kan bu Rahmi siswi baru, jadi masih harus didampingi orangtuanya.”

“ Kamu ini alasan saja, ayo habiskan sarapannya dan berangkat.”

“ Hehe, iya bu siap.”

Selesai sarapan, Rahmipun pergi ke sekolah barunya.

“ Rahmi berangkat ya bu, Rahmi sayang Ibu. Assalamu’alaikum.” Rahmi mencium tangan Ibunya dan kemudian berangkat ke sekolah.

“ Wa’alaikumussalam mi, semoga Allah melancarkan ya.”

Rahmi berlalu dari pandangan Ibu. Dalam hati Ibu berkata.

( Mas lihatlah, anak kita tumbuh menjadi gadis cantik. Tidakkah kamu ingin melihatnya?!)

Ibu masuk kembali ke dalam rumah.


SMA 1 Nusa Bangsa. Ya, itulah sekolah yang kini akan Rahmi tempuh. Jantung Rahmi begitu berdetak kencang tidak seperti biasanya.

“ Mungkin ini hanya nervous biasa, tenang mi tenang! Dan mengapa semua orang melihatku seperti itu?!! Menyebalkan! ”

Sepanjang jalan menuju ruang guru Rahmi terus menggerutu dan bicara sendiri. Ya, banyak siswa-siswi yang memperhatikan Rahmi karna seragam Rahmi berbeda dari siswa-siswi yang lainnya. Tentu saja bisa di tebak bahwa Rahmi adalah siswi baru di sekolah itu.

Akhirnya Rahmi tiba di ruang guru, Rahmi masuk ke ruang tersebut.

“ Assalamu’alaikum. Maaf bu, saya mau bertemu dengan Bapak Ardi kepala kesiswaan.”

“ Ohh, ade siswi baru disini ya? Pak Ardi ada di ruang depan, masuk saja ke ruang kesiswaan. Beliau ada disana. ”

“ Iya bu hehe, baiklah bu terimakasih, Assalamu’alaikum.”

“ Wa’alaikumussalam.”

Rahmi segera bergegas menuju ruang kesiswaan yang tidak jauh dari ruang guru tersebut. Setelah sampai, Rahmi mengetuk pintu tersebut. Tok tok tok.

“ Ya, silahkan masuk.” Sahut seseorang yang ada di dalam ruangan tersebut yakni Pak Ardi kepala kesiswaan di sekolah tersebut.

“ Assalamu’alaikum Pak.” Rahmi masuk ke ruang tersebut.

“ Wa’alaikumussalam, silahkan duduk. Ada keperluan apa de?”

“ Terimakasih Pak, maaf  saya Rahmi Arfasyani siswi baru pindahan dari SMAT Darul Huda. Kata Ibu saya temui dulu Pak Ardi kepala kesiswaan untuk mengetahui kelas yang nanti saya dapat , jadi saya menemui bapak dulu disini.”

“ Ohh, iya ini Rahmi putri dari Ibu Syani Santika ya. Sekarang kamu masuk ke kelas XI IPA 4 dan Ibu Yayah sebagai wali kelas kamu. Beliau sudah tahu nanti akan ada siswa baru dibawah pengawasannya. Semoga Rahmi betah ya disini.”

“ Baik Pak, Aamiin terimakasih. Saya masuk dulu ya Pak. Assalamu’alaikum.”

“ Silahkan, wa’alaikumussalam.”

Kemeja putih dengan rok kotak-kotak berwarna biru yang menyebabkan Rahmi menjadi sorotan siswa-siswi di sekolah tersebut. Gadis berkerudung ini masih bingung mencari kelasnya yaitu kelas XI IPA 4. Rahmi hanya bisa senyum kepada siswa-siswi yang memperhatikannya.

“ Ya ampun ini kelas dimana sih, aku ingin segera sampai di kelas, aku malu diliatin terus aduuh dimana sih kelasnya?. Ehh Rahmi kenapa kamu tidak tanyakan saja pada siswa disini?! Bodoh bodoh bodoh mengapa aku tidak bertanya saja!” seperti biasa, Rahmi bicara sendiri sepanjang jalan dan semakin orang-orang memperhatikan Rahmi. Karenal hal tersebut Rahmi hampir menubruk salasatu siswa di sekolah tersebut.

“ Ahh ya ampun maaf maaf maaf”

“ Gak apa-apa ko gak apa-apa, saya lihat kamu sedang bingung? Kamu siswa baru disini? Ada yang bisa saya bantu?”

Dengan malu Rahmi menjawab pertanyaan dari salasatu siswa tersebut.

“ Hehe iya, saya sedang mencari kelas XI IPA 4 dimana ya? ”

“ Ya ampun, coba kamu tengok ke belakang.”

Rahmi pun menengok ke belakang dan ternyata terpangpang dengan jelas sebuah pintu yang bertuliskan XI IPA 4. Rahmi hanya bisa senyum malu dan tidak bisa berkata apa-apa.

“ Ya ampun, itu kelas ajaib banget ya hehe tadi saya lewat situ tidak ada kelas IPA 4 loh. Serius.”

“ Kamu itu lucu haha jangan gugup gitu, ohh iya saya Arif Andaresta ketua OSIS disini.”

“ Ohh hehe iya, saya Rahmi Arfasyani. Saya baru disini hehe maaf sudah merepotkan.”

“ Saya sudah menduga, tidak tidak, kamu tidak merepotkan ko hehe salam kenal ya. Ohh kamu kelas XI IPA 4? Saya XI IPS 1. Baiklah saya duluan ya Rahmi.”

“ Hehe, iya silahkan, terimakasih ya.”

“ Oke sama-sama.” Arif pergi dan melambaikan tangan kepada Rahmi.

Seperti biasa, berjalan kembali menuju kelas dan tak lepas dengan gerutuan Rahmi. Bicara sendiri.

“ Rahmiiii kamu itu baru disini, ko udah malu-maluin aja ya ampun. Dan kenapa tadi aku ngga liat itu kelas?! Hampir menabrak Ketua OSIS pula, aaahh tidak tidak tidak hari ini sangat memalukan.”

Tibalah Rahmi di depan pintu kelasnya, kemudian Rahmi masuk dan langsung saja memulai pembicaraan bersama teman barunya. Ya, di sekolah semulanya Rahmi dikenal sebagai gadis yang baik, mudah bergaul dan cepat beradaptasi ditambah SKSD. Banyak siswa siswi yang memperhatikan Rahmi. Namun seperti biasa Rahmi hanya senyum and just say hello !

“ Hai, apa ini kosong?” menunjuk bangku yang tidak ada orangnya.

“ Tentu saja, itu kosong.  Kamu siswi baru? Aku melihat kamu kebingungan tadi, aku kira kamu bukan siswi yang masuk di kelas ini”

“ Hehe iya tidak apa-apa, saya Rahmi Arfasyani. Kamu siapa namanya?” megulurkan tangan dan bersalaman.

“ Hai Rahmi, aku Arin Dwi Permata Arum. Panggil saja aku Arin. Nice to meet you.

“ Nama yang bagus dan panjang hehehe, oke Arin Nice to meet you too. Semoga kita menjadi teman baik.”

Setelah berkenalan dengan Arin, Rahmi pun mulai berkenalan dengan teman yang lainnya. Tanpa rasa canggung Rahmi menceritakan pengalaman-pengalamannya semasa di sekolah asalnya.

Akhirnya wali kelas XI IPA 4 Ibu Yayah masuk ke dalam ruang kelas.

“ Anak-anak, kalian kedatangan teman baru hari ini. Dan Ibu senang sekali sepertinya kalian sudah akrab dan tetap jalin pertemanan yang baik ya!”

“ Siiiaaaaaappp buuuuu!!!” jawab siswa-siswi kelas XI IPA 4 dengan kompak.

“ Apa Rahmi harus memperkenalkan diri di depan?”

“ Kami sudah mengenalnya ko bu, hehe.”

“ Baguslah kalau begitu, sekarang kalian lanjutkan pelajarannya ya. Terimakasih atas perhatiannya.”

Ibu Yayah pergi meninggalkan kelas tersebut dan siswa-siswi kelas XI IPA 4 melanjutkan kembali pelajaran termasuk Rahmi.

“ Dan hari ini terasa sangat menyenangkan.” Ujar Rahmi di dalam hati.


Bel pulang berbunyi, Rahmi siap bergegas untuk pulang. Sudah tidak sabar ingin menceritakan semua hal kepada ibunya di rumah.

“ Duluan ya teman-teman.” Pamit Rahmi kepada teman-temannya.

“ ok, Rahmi. Sampai ketemu besok.”

“ okeeeeeeeeeeeee.”

Belum sampai Rahmi di gerbang utama, ada suara yang memanggil namanya dari kejauhan.

“ Rahmi, tunggu!”
“ Hai Arif, udah pulang?"
.......................................... bersambung hhe

No comments: