Laman

Life Must Go On !

Life Must Go On !
Tulis apa yang ingin kau kerjakan, kerjakan apa yang telah kau tulis !

May 09, 2014

Jumatulis #8 Manis, Cookie, Lollipop, Cupcakes, Ice Cream - Fortune Cookie!



Dia akan datang?! Gusar Mira dalam hati. Mira terkejut ketika Ayahnya memberitahukan kabar itu siang tadi. Hatinya dagdigdug seperti bedug, bila mengingat kembali pada kisah indah yang dulu pernah dialaminya. Dilihatnya gantungan kunci “Fortune Cookie” berbentuk hati, yang masih menggantung di kunci motornya. Itu adalah barang terakhir yang Dia berikan pada Mira, sebelum Dia pergi.

Mira pergi ke halaman belakang rumah sambil mengemut lollipop dimulutnya. Mira merasakan hembusan angin kenangan, yang melintas di penglihatannya. Matanya tertuju pada satu titik. Dimana itu adalah tempat yang pernah menciptakan kenangan manis, kebahagiaan indah yang kemudian berlalu begitu saja. Ya. Ayunan tua yang kini sudah tidak pernah digunakan lagi.

“Mira, ini untukmu.” Diberikanlah sebuah gantungan kunci kepada Mira.
“Fortune Cookie?”
“Aku juga punya. Lihat. Jangan sampai hilang ya! Semoga keberuntungan selalu bersama kita.”

Itulah kebersamaan terakhir Mira dengannya. Ayunan itupun tak pernah lagi digunakan bahkan disentuh sekali pun, semenjak Dia pergi. Dan hanya menyisakan sebuah fortune cookie.
“Duuuuh. Anaknya Ayah melamun saja!” Mira tersentak dari lamunanya. Ayahnya kini duduk menemani Mira di halaman belakang.
“Ayah, Mira degdegan.”
“Ya baguslah. Itu tandanya Mira hidup kan. Hehehe.” Canda sang Ayah.
“Ihh serius, Yah. Rasanya sangat asing.”
“Sudahlah Ra, sekarang kamu sipa-siap. Sebentar lagi Dia akan datang. Nanti Ayah yang akan menjemputnya ke bandara.”
“Iya, Yah.” Lalu Ayah pergi. Berlalu dari pandangan Mira. Mira belum beranjak, masih menikmati sisa-sisa kenangan indah waktu dulu.

Beberapa menit kemudian, terdengar ada suara telepon bendering. Mira segera bergegas mengangkatnya.
“Hallo?”
“Ini Mira?” Tanya sang penelepon itu.
“Iya? Ini dengan siapa?” Tanya Mira yang masih bingung.
“Tolong berikan pada Ayah. Aku ingin bicara dengannya.” Perintahnya.
“Ayah?”

Tak banyak bicara, Mira langsung memanggil Ayahnya. Dan Ayah segera menghampiri dan menerima panggilan telepon itu.

Mira memperhatikan gerak gerik Ayahnya di telepon itu. Terlihat satu keresahan di wajah Ayahnya. Lalu seusai bicara di  telepon, Ayah menghampiri Mira.
“Mira, Dia tak jadi datang, Nak.” Usap Ayah pada anak yang selama ini selalu menemaninya.
“Jadi yang menelepon itu Dia? Kenapa Dia tak mau bicara denganku, Yah?” Mira mulai berlinang air mata. “Ini hari ulang tahunku. Ulang tahun kita. Dia sudah berjanji akan datang kan, Yah!” Kini Mira mulai meneteskan air mata.
“Tenang Ra. Mungkin Dia ada keperluan mendadak. Atau mungkin besok, Dia datangnya.” Ayah menenangkan Mira yang mulai menagis terisak-isak.
“Ayah, aku tidak meminta lebih padanya. Aku tidak meminta kue ulang tahun yang besar. Bahkan untuk satu cupcake pun aku tak meminta. Aku hanya ingin Dia datang, Yah!”
“Dia pasti datang.” Sahut Ayah tersenyum.

Tiba-tiba, terdengar bel rumah berbunyi. Kini Ayah yang membukanya. Terlihat ada bingkisan besar tersimpan di depan pintu. Ayah mencoba memanggil Mira.
“Ra, ini bingkisan untuk kamu, Nak. Atas nama kamu. Coba sini.” Teriak Ayah dari arah pintu.
“Dari siapa?” ketus Mira yang masih sembab dalam tangisannya.

Lalu dibukalah bingkisan besar itu.
“Happy birthday……… saudaraku tersayang.” Sosok Dia muncul dari dalam bingkisan itu. Dia yang sekarang sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Lelaki yang dulu menjadi teman bermain Mira, kini berubah menjadi pria yang gagah, dewasa.
“Diaaaaaaa……” Mira memeluk Dia, saudara kembar Mira yang sudah lima belas tahun berpisah karena perceraian orang tuanya. Dia ikut bersama Ibunya, sedangkan Mira tinggal bersama Ayahnya.
“Kamu masih saja cengeng. Loh, kok jantungmu berdegup sangat kencang?” sahut Dia yang masih memeluk Mira.
“Aku kan masih hidup ya pasti kayak gini lah.” Muka Mira mulai merah.
“Sudah..sudah.. ayo masuk.” Ayah memotong pembicaraan mereka. Lalu mereka masuk.
“Di, Ibu mana?” Mira yang dari tadi tak melihat sosok Ibunya.
“Ibu tidak bisa datang, Ra. Ibu hanya menitipkan ini.” Diberikannya surat untuk Mira dari Ibunya. Mira mencoba untuk membuka dan membacanya.

Mira sayang, selamat ulang tahun, Nak. Ibu kangen kamu. Maaf Ibu tidak bisa datang. Ibu sedang di Jerman. Ibu ingat sekali, bahwa kamu dan Dia sangat menyukai Ice Cream. Ibu sudah pesan kue ulang tahun untukmu dan Dia yang terbuat dari ice cream coklat seperti yang kamu pesan. Sampaikan salam Ibu pada Ayahmu.
Salam sayang, anakku.
Ibu.

“Ibu sibuk ya, Di?” Tanya Mira dengan wajah cemberutnya.
“Ya begitulah. Ra, fortune cookie-mu masih ada, kan? Aku selalu menjaganya.” Balas Dia dengan nada cueknya.
"Masih dong. dan itu selalu membawaku kepadamu, ketika aku merindukanmu."

Tak lama kemudian kue ulang tahun itu datang. Mungkin kue itu bisa dibilang ice cream, ice cream coklat dengan taburan chocochip diatasnya.

Mira dan Dia juga Ayah menikmati kue ice cream itu. Terasa seperti kembali pada kisah lamanya. Kisah si kembar yang terpisah karena perpisahan Ayah dan Ibunya.

6 comments:

jokbelakang said...

Suka ceritanya ndeh :)

Ipeh Alena said...
This comment has been removed by the author.
Ipeh Alena said...

Gusar Mira dalam hati

Bagian itu kayaknya masih baru aku baca.

Kalo aku lebih sreg, bisik hati Mira dengan gusar. Gitu, eh gak tau juga deh. Sorry.

Unknown said...

'Bendering' --> Berdering

Duh, agak sedikit rancu sama nama 'Dia', kirain kata sapaan 'dia'. Mungkin pemilihan nama perlu dipertimbangkan.

Itu si Dia masuk ke kotak kado ya? Bahahahaha. Lucu.

Oia itu kalo boleh mah kasih alasan kenapa cerai gitu. IMO

Dwi Ananta said...

“Mira, Dia tak jadi datang, Nak.” Usap Ayah pada anak yang selama ini selalu menemaninya.

Usap Ayah? Aku bacanya ngeri loh :p

Unknown said...

Aku suka ceritanya, tapi mungkin alur menuju konflik batinnya Mira agak terlalu cepet. Padahal kayaknya bisa ditambahin semacam diksi yang menambah kegalauan Mira pas tau si Dia nggak dateng. mungkin si Mira kayaknya jangan dulu dibikin nangis, dibikin dia ngomong "Oh, begitu?" tapi auranya suram itu sebetulnya udah cukup nyesek. Oke? Tapi overall bagus kok! :D