Laman

Life Must Go On !

Life Must Go On !
Tulis apa yang ingin kau kerjakan, kerjakan apa yang telah kau tulis !

May 17, 2014

Ternyata, Dia Kepincut!

Saat mengingat kisah lamaku, si kurus di SMA. Selalu membuatku terbayang kembali sosok wajah, yang sampai saat ini belum bisa aku lupakan pesonanya. Riza namanya. Kalap, bila aku bertatapan muka dengannya.  Setiap bertemu, dia pasti tidak lupa untuk mengabsenku. “Hei, papan seluncur!” Itulah kalimat yang sering dia ucapkan saat berpapasan denganku. Papan seluncur? Sekurus itukah aku?!

Seiring berjalannya waktu, semakin sering pula si Riza itu menggodaku. Kini dia tak sendiri, semua geng-nya malah ikut-ikutan mengejekku. Papan seluncur, tiang bendera, penggaris besi, lalu apa lagi? Benang kusut saja sekalian. Benang yang tipisnya bukan main, ditambah kusut, apakah itu sebutan yang bisa membuat kalian senang?!

Oke sip. Sekarang inilah masalahnya. Aku bosan mendengar ejekan-ejekan dari si Riza and the gang itu yang sudah membuat telingaku keriting. Di kata, hati aku ini lemari es yang selalu dingin setiap saat apa? Hati aku juga bisa panas, bahkan lebih panas dari api yang membara-bara (bere bere bere). Dengan semangat ’45, aku mencoba untuk menaikan berat badan. Segala macam makanan aku masukan. Masukan kemana? Ya ke perutku lah. Lewat mulut, dan ingat ya, aku yang mengunyahnya, bukan yang lain! Ibuku sempat kaget melihat anaknya yang makan tidak seperti biasanya. Daging sambelado, sayur asem, ikan asem padeh, lalapan, juga sambel goreng yang biasanya aku lewatkan, kini aku lahap semuanya. Aku bertekad, aku harus gendut! Paling tidak, yah terlihat montok lah. “Kamu makan jangan kaya orang kesurupan gitu dong! Bissmillah dulu gak sih?” Tanya Ibu ketika melihat aku makan dengan sangat banyaknya. “Aku harus gendut bu! Aku lelah diejek terus bu. Aku sakit hati!” Jawabku sambil terus memakan semua yang ada di meja makan. Ibu hanya geleng-geleng kepala.

Saat itu, hampir setiap hari aku mengkonsumsi makanan  yang mengandung gula. Contohnya seperti coklat yang katanya bisa bikin gendut. Selain itu, hampir setiap hari aku makan bakso, mie ayam, cilok, seblak, demi menghilangkan kekurusanku yang membuat aku minder bukan main. Kadang, saat musim hujan angin, pasti selalu aku yang jadi sasaran empuk candaan teman-teman. “Hei, ada angin kencang. Selamatkan si Rara, takut kebawa angin!” Sekali lagi, sekurus itukah aku? Sampai suatu ketika akibat pola makan yang berlebihan, alhasil aku jatuh sakit. Aku menderita gejala tifus saat itu. Dua minggu aku dirawat di rumah sakit. Niatku ingin menambah berat badan, kandas sudah. Nyatanya, berat badanku malah menurun (lagi) karena sakit. Terima sajalah takdir kurusku ini.

Hal yang tidak bisa aku lupakan sampai saat ini adalah saat aku sakit Riza menjengukku. Aku kaget bukan main. Dan saat itu pula dia mengatakan sesuatu. Katanya, “Kamu bodoh, deh! Kamu mau gendut, tapi malah merusak tubuhmu sendiri! Jangan begitu lagi ya, aku menyukaimu apa adanya. Aku suka kamu seperti ini. Jangan gendut-gendut. Aku menyukaimu. Kepincut sama kurusmu.” Aku sedikit bingung melongo, “Kamu suka sama aku? Tapi mengapa kamu terus mengejekku?! Huh!” 

Kupalingkan wajahku dari pandangannya. “Ya maaf, aku kan tidak tau harus bersikap seperti apa. Jadi ya aku, aku, ya seperti itu. Hehehe. Maaf ya.” Wajahnya mesem-mesem kayak kue apem.

Semenjak itu aku dan Riza jadi sangat dekat. Tidak ada lagi yang mengejekku dengan sebutan-sebutan yang tidak bermutu. Ini kisahku untuk mengenang dirimu, Riza. Dia meninggalkan aku saat seminggu sebelum Ujian Nasional 2013. Semoga kau damai di alam sana. Dan kini, aku bahagia dengan kekurusanku. I’m kurus, i’m verry happy.

No comments: